Thursday, August 30, 2012

Main-main ski di Jepang (Part 2)

Main-main ski pertama kali, gagal. Senang sih, tapi gagal. Well, emang biasa kok ya kalau yang pertama kali itu gak selalu berakhir indah, tapi sih biasanya selalu akan dikenang. #uhuk #uhuk (oposih iki hihihi)
Karena kenangan indah dan kegagalan itu, kami sangat eager untuk merasakan ski yang sesungguhnya. Akhirnya datanglah saat yang dinanti. Here it is main-main ski part 2... Yuuk mareee

Di bulan Februari 2008 ada tawaran main ski bareng anak-anak dormitoryku.. Yeyyyy. Bareng berondong-berondong (eh di dormy saya emang banyak anak-anak under graduated kok ;p) nyaman (naik bis bareng-bareng dari dorm) dan murah pulak. Siapa yang tidak ngiler. Jadilah kami para penghuni dormitory hitotsubashi mendaftar, dan ikut pula mendaftarkan sahabat saya yang bukan penghuni dorm Nim san (can't go without her, she was my friend in crime ;p). Akhirnya kami bisa beneran main ski kali ini. Yatttaaa!!!

Pada hari yang sudah ditentukan, kami melaju dengan bis menuju ke ski resort di Kusatsu, Gunma. Sampai hotel sih gak langsung ski. Skinya dimulai keesokan harinya, pagi-pagi.Karena kali ini topiknya tentang ski, yaa.. jadi singkat cerita, datanglah pagi menjelang. Masih super duper ngantuk. Kami sarapan terus berjalan menuju tempat peminjaman peralatan ski: pakaian, google, glove, kacamata, sepatu dan kali ini alat ski-nya. Lengkap kap kap.

Melaju ke resort menggunakan bis, gak jauh sih dari resort, hanya 10 menit saja. Sampai resort, kami memasuki arena dengan semangat 45. Awalnya saya dan beberapa teman berniat mendaftar ski school, namun Nim san menawari mengajari kami dasar-dasar ski, gratis. Yak, Nim sudah pernah ski sebelumnya dengan teman-teman Thai-nya, dan biaya ski school lumayan mahal, jadilah kami mengambil tawaran Nim saja ;p. Nim mengajari kami bagaimana menggunakan alat ski, melepasnya, dan bagaimana bila banyak salju menumpuk dialat ski kami. Itu penting, karena kalau alat ski bermasalah gak mungkin bisa meluncur. Lalu Nim membawa kami berjalan ke tempat yang menanjak. Setelah sampai di tempat menanjak, kami belajar meluncur, bagaimana berhenti, dan bagaimana jatuh yang cantik (maksudnya jatuh yang kalau bangun masih tetap cantik kakaakk.. hahahha...  #maunya). Belajar jatuh ini cukup penting, sebaiknya jatuhkan badan kesamping, jangan ke depan, itu berbahaya buat kepala dan juga bisa gelinding-gelinding gak  tertahankan. Setelah mendapatkan pelajaran dasar, kami langsung mempraktekan pembelajaran kami. Yeyyyy. Tentu saja beberapa kali jatuh, saling nabrak hahaha, tapi seru sekali.

Setelah beberapa kali meluncur dari tempat yang menanjak, Minh teman saya dari Vietnam mengajak saya naik ski lift ke bukit dan meluncur dari sana. Teringat-ingat pengalaman pertama naik ski lift di Nagano, membuat saya agak ngeper untuk ngulang lagi, tapi Minh tetap mengajak dan akhirnya saya mau juga dengan janji bantuin saya nanti meluncurnya.. hihihi. Jadilah saya naik ski lift, dan tetap saja saya turun dari ski lift dengan menjatuhkan diri..Wadawww.. sakit je'. Then dengan dibantu Minh saya mulai meluncur dari bukit, awalnya pelan-pelan, namun karena steep, kecepatan saya bertambah secara otomatis.. Woowowowo.. Kereen. Saya meluncur. Karena saya belum bisa berkelok-kelok, kalau kira-kira saya mendekat dengan orang lain, saya langsung break atau menjatuhkan diri heheheh. Tapi seru sekali, saya sangat menikmatinya, hingga saya bolak-balik naik ski lif, meluncur dari atas. Yatttaaaa!!!!

Karena saya sudah merasakan kesenangan meluncur dari atas, saya ingin berbagi dengan teman saya yang lain  yang masih bermain dibawah saja. Jadilah saya meluncurkan rayuan maut saya kedia. Daaann akhirnya setelah rayu sana sini, belio mau juga ikut saya hihihi. Jadilah kami naik ski lift berdua, lalu sebelum sampai dipuncak, saya bilang kedia: nanti turunnya loncat ya pak, jatuh dikit gak papa kok, gak sakit. Jadi, ketika sudah sampai, berguling-gulinglah kami heheheh. Yak, saatnya meluncur, saya ingatkan si bapak untuk meluncur pelang-pelan saja dan saya bilang kalau saya gak akan jauh-jauh dari dia. Start. Dia meluncur duluan dan saya mengikuti gak jauh dari dia. Belum jauh, si bapak sudah jatuh. Saya berusaha membantu, maka saya break, tapi ternyata saya kejauhan hihihi. Saya semangati lagi belio. Meluncur lagi. Jatuh lagi. Meluncur lagi. Jatuh lagi. Entah berapa kali jatuh bangun terulang, dan saya cuma bisa bilang: are you okay pak? (wakkksss, mungkin si bapak udah mau nyekek saya kali yak hihihi). Dengan perjuangan akhirnya kami sampai juga di bawah. Lalu saya melihatnya, bertanya kembali: are you okay pak? Mau naik lagi gak? (kyaaa... i messed it up yak?? serius loh, gak ada maksud selain mau berbagi kesenangan  dengan belio #suwer) Tapi tentu saja jawabannya: gak wi, makasih, saya mau istirahat saja. Ya, baiklah pak. Melihat percakapan itu, teman-teman saya yang mendengar hanya ketawa-tawa saja, sambil bilang ke saya: how dare you did it to him. What? What i did wrong? #nguuiiikkk . I messed it up, yes?

Setelah usaha saya untuk mengajak si bapak itu naik lagi ditentang oleh teman-teman yang lain, saya akhirnya meluncur sendiri saja, eh bersama teman-teman yang lain siih. Kami baru selesai ketika salju turun. Kami akhirnya meluncur ke restoran untuk menghangatkan diri dan siap-siap untuk kembali ke hotel. Main-main ski part dua ini benar-benar menyenangkan. Badan cape, pegel-pegel, kedinginan, muka merah (ski siang hari juga ada matahari loh, jadi kebakar muka ;p), tapi pengalaman meluncur.. siuuut, siuuut, sangat menyenangkan. Pengen coba lagii.. (yang akhirnya saya coba lagi di Otaru, Hokkaido. Yess, ini cerita di part tiga yaa)

Oh ya, one lesson learn buat saya di part ini: jangan maksa teman yang gak mau meluncur dari bukit ya. Demi alasan keselamatan dan pertemanan. (beruntungnya bapak itu masih selamat dan masih mau berteman dengan saya. Thanks God *sujud syukur). Ceritanya nih, selang sehari pulang dari Gunma, saya dan teman saya pergi ke Sapporo untuk seminar JICA, tiba-tiba saya ditelpon dari kampus, yang nyariin si bapak karena belionya gak bisa dihubungi dan belum menyerahkan paper yang sudah deadline. Si bapak ini gak biasa kaya gini, makanya kampus berusaha nelponin, bahkan sampai nelpon teman-temannya. Saya langsung panik, telpon si bapak, telpon teman-teman lain yang ada di dormitory untuk nengokin si bapak di kamarnya. Saya coba telpon-telpon, email, dan sms. Gak dijawab. Hikss. Makinlah saya tambah khawatir. Teman-teman saya yang pergi bareng saya ke Sapporo juga ikutan khawatir. Syukurnya akhirnya si bapak membalas sms saya kalau dia sakit gak bisa bangun dari tempat tidur, tapi sudah agak baikan, dan akan segera mengirim papernya. Wuiiihhh. Langsung saya balas, kalau saya minta maaf karena bikin dia sakit, dan mendoakan semoga dia cepat sembuh. Teman-teman yang saya laporin langsung nyengir-nyengir dan men-torture saya karena saya yang membuat si bapak sakit. Errrrrrrrrr. They really enjoyed torturing me. So, kalau gak mau hal kaya gitu terjadi, lebih baik hati-hati ajak teman ber-advanture, apalagi kalau kitanya juga pemula.. Hihihiiii..

Monday, August 27, 2012

Main-main ski di Jepang (Part 1)

Dua tahun di Jepang, gak mungkin ya kiranya kalau saya gak nyoba-nyoba main ski.. Ya, saya sudah coba tiga kali main-main ski dengan cerita yang asyiklah.. (wuiih jadi kangen main ski nih) Pertama kali saya main-main di ski resort ketika saya dan teman-teman pergi ke Hakuba, Nagano di libur winter 2006. Kami berlima (saya, sarah, nim, tes dan mei) pergi dengan menggunakan tiket ju hachi kippu (tiket kereta yang bisa digunakan untuk seluruh kereta lokal untuk perjalanan 5 orang dalam sehari atau satu orang untuk 5 hari, dijual pada saat musim liburan). Karena naik kereta lokal, kami sangat ketat dalam mengatur itinerary, jam keberangkatan gak bisa mundur, dan turun ditempat yang sudah ada diitinerary, kalau lewat bakalan berantakan semuanya. Itu wanti-wanti dari Mei, ketua rombongan kami hihihi Nah di libur winter 2006, setelah mengantongi itinerary, jadwal kereta, alamat hotel, map tempat yang akan dikunjungi, berangkatlah kami berlima. Tujuan pertama: Hakuba, Nagano. Main Ski. Dengan kereta lokal, perjalanan terasa panjang, dari jadwal kami sih, sampai Hakuba siang hari (jam 1an, kami berangkat pagi-pagi sekali jam 6 kalau tidak salah). Dan ternyata kami salah turun. Kami turun di stasiun Nagano. Dan harus balik arah dan lebih jauh lagi untuk mencapai hostel dan tempat resort kami di Hakuba, dengan perkiraan kami akan sampai hostel malam hari, padahal pagi-pagi sekali kami harus kembali melanjutkan perjalanan ke Kyoto.. Terancam gagal main ski.. Tidaakkk!!! Mei, ketua rombongan kami, tanya informasi dan menemukan info bahwa hostel dan ski resort bisa kami dapat dicapai dengan bis hanya 1,5jam, dan artinya kami masih bisa sampai sana sore hari dan merasakan main-main ski. Yeyyy!!! Langsung kami bergerak ke tiket bis, ya, walaupun mengeluarkan uang diluar budget, demi ski. Ikimashouu!!! Setelah dapat tiket, kami mengantri, siap-siap berangkat. 1.5 jam perjalanan dengan gunung-gunung memutih indah, senangnyaa.. jam 4an akhirnya sampailah kami di hostel, hmmm, sebenarnya seperti guest hotel sih. Check in. Tanya sama penjaga guest hotelnya bagaimana kalau kami mau main ski. Mereka bengong. Karena sudah sore, sehingga tidak ada lagi ski school (iihh, keliatan banget tampang kita itu tampang pemula). Tapi kami ngotot, pokoknya harus main ski, apapun yang terjadi. Melihat kengototan kami, akhirnya sipenjaga pasrah dan memberitahu kami terdapat beberapa tempat penyewaan sepanjang jalan menuju Hakuba resort (gak jauh dari hotel kami, kurang lebih 1 km)> Dengan nyengir lebar, mengucapkan Arigatou gozaiamsu, kami meluncuuurrr. Sampai di rental perlengkapan ski, sekali lagi kami diingatkan bahwa sudah tidak ada lagi ski school, jadi kami harus main sendiri. Waaksss. Kami gak bisa sama sekali main ski, tapi gak mau rugi, mau tetap liat ski resort, main sama salju. Tetap. Jadi, kami rental perlengkapan ski, lengkap, kecuali ski-nya. Pakaian ski (jaket dan celana), glove, sepatu, google. Lengkap. Kecuali Ski. hihihi
Here we are, lengkap dengan peralatan kami, meluncur ke ski resort. Pede. Kami masuk ski resort sudah menjelang maghrib, tapi tetap masuk. Cuek. hihihi. Terus kami ngapain dong? Masa duduk-duduk aja ngeliatin orang main ski. Akhirnya kami mendekat ke ski lift, memohon-mohon untuk diizinkan naik (gak bisa naik ski lift kalau enggak main ski, karena sampai atas, turunnya harus meluncur skiing, gimana coba tanpa ski bisa turun, gak mungkin banget dan gak boleh). Tapi, bukan kami (anak-anak nekat Hitot) kalau gak ngeyel dan memelas. Akhirnya, si penjaganya sepertinya cape ngeliat kami ngeyel dan memohon-mohon, dengan bahasa yang mereka gak begitu paham lagi hihihi. Akhirnya kami diizinkan naik. Yippieee...


Naiklah kami, dengan bahagia, memandang hamparan salju disepanjang pandangan mata.. duuh indahnya. Kami turun, dengan menjatuhkan diri, karena kan gak bawa ski, jadi turunnya pake loncat, dan tentu jatuh. Awwwcchh. Sakit sih tapi happy. Terus main-main dipinggir. Terus, ngeliatin orang main ski. Terus main-main lemparan bola salju. Terus, poto-poto. Terus, mikir, gimana turunnya?? Bagaimana ini? Akhirnya kami mau gak mau, jalan meluncur ke bawah. Ternyata gak mudah, saudara-saudara. Kami takut gelinding, tempat ski ini steep banget. Huiiihh. How come? Jadi kami membagi kelompok, saya, nim dan mei, tes dan sarah. Turun pelan-pelan. Pegangan erat-erat. Sambil ketawa-ketawa, tapi takut gelinding hihihi. Pelan sekali kami jalan, dan hanya memperhatikan jalan di depan kami, sampai gak sadar kalau ski resort sudah sepi. Sepi. Dan tiba-tiba ada yang meneriaki kami, dan sudah ada beberapa skiing-motor yang mengelilingi kami, minta kami segera turun. Wuiihh. Gimana bisa cepat, mbok yo kami diajak naik motornya ya. Huhuhuu.. Akhirnya kami mau gak mau berjalan lebih cepat dengan tetap diteriaki dan dikelilingi oleh para pengendara skiing-motor. Entah bagaimana, karena mungkin takut, kami bisa mempercepat jalan kami dan sampailah kami di bawah. Yeyyy!!! Ternyata, pengendara skiing-motor memang membuat tempat ski kosong, karena akan digunakan buat turnamen. Jadilah kami nonton ski turnamen di hari yang beranjak malam. Kereennn!!


Tapi ternyata, lama-lama kami bosan. Lalu mulailah kami mencari-cari kegiatan. Kami merental sliding yang biasanya digunakan anak-anak. Then, mulailah kami meluncur dengan sliding itu bergantian. Hahahahah. We were so crazy, but we had fun. A lot. Hahaha. Taking picture while sliding, made everything more fun.
Bosan sliding, kami liat ada nihon-jin lucu bawa-bawa alat ski. Lalu kami dekati, kami pinjam alat ski dan kami poto-poto dengan alat ski itu, serasa profesional skiing hahaha. Lalu pinjam snowboard nihon-jin dan kembali poto-poto. Hahahahha. Entah apa yang ada dalam pikiran nihon-jin itu, We didn't care. Hahahaha. We had fun. Alot.
Jadi, inilah pengalaman pertama kami, main-main ski di ski resort tanpa skiing at all, but we had a lot fun here. Look at our faces. Happy faces, indeed.
Oh ya, even it was fun, don't ever do it what we did here. Don't. Jangan naik ski lift di ski resort, kalau gak bawa alat ski. Karena untuk turunnya, lumayan mengerikan, steep dan licin, apalagi kalau tiba-tiba hujan. Wuiihh, bacareful, you could be just gelinding-gelinding gak bisa berenti sampai bawah. Ngeri kan. Dah kaya apa nanti itu tulang belulang. Dan kalau ada yang lagi main ski, bisa ketabrak. Membahayakan buat yang lagi main ski dan diri sendiri. Ingat tulang-belulang. Walaupun keliatan soft, tempat buat main ski itu keras, apalagi kalau gak turun salju, keras bo'. Bisa bikin memarlah kalau jatuh. Trust me. Biarlah kami, the-five-lucky-crazy-bastard yang merasakan lucu-lucuan ini sajah. Hahahahah.. Oh God, thank you to keep us safe and lucky at that time. *sujud syukur*

Thursday, August 16, 2012

Rencana Update Borongan

Gegara saya sempat gak karu-karuan ribet ama hidup saya.. *uhukk* membuat saya gak pernah nih nengokin blog yang saya buka sana sini demi untuk numpahin hasrat saya nulis ngalor ngidul (yess, ini salah satu contohnya :p) saya jadi traveling aja gak nulis-nulis hehehe. well, yang lalu biarlah berlalu.. saya rencananya mau update borongan traveling yang udah pernah saya jalani di blog ini. let's see seberapa saya bisa melaju. maunya siih sampai akhirnya travel story yang saya tulis dah jadi story yang baru gituu. ja, gambatte ne dwi chan.

Inokashira Koen

Tempat favorit saya di Tokyo untuk menikmati Sakura Take a look dech:
Keren kan? Romatis kan? hehehe Yah, walaupun saya kesananya gak pernah beromantis ria sihhh.. hihihi Inokashira koen letaknya gak terlalu jauh dari dormitory saya dulu, jadi ya sering jadi tempat main saya. Inokashira koen bisa dicapai dari Inokashira koen dengan Keio line atau lewat Kichijoji pake Chuo Line. Park ini free.. Sebenernya park ini luas banget, ada kebun binatangnya, tapi saya belum pernah kesana hihihi. Saya lebih suka liat-liat sakura, naik perahu di danaunya ditengah park ini and enjoy the weather
Buat naik perahunya gampang, beli tiketnya kalau gak salah sih 1000 yen ya dan karena berdua bisa patungan hihihi