Thursday, September 27, 2012

Fuji san noboru - Percobaan Pertama (part 2)


Sampai bawah ternyata kami berjumpa dengan beberapa nihon jin yang akan mulai mendaki juga. Haris mulai mencari informasi untuk mengatur langkah selanjutnya. Mereka menyarankan kalau kami tetap mau mendaki, lebih baik lewat fujinomiya (yeahh, sama dengan saran pendaki sebelumnya) karena jalur gotemba itu biasanya di ambil oleh pendaki yang profesional. Hufff (kami kok ya yang pemula ini mau ambil jalur ini ya tak mungkinlah, kira-kira gitu kali ya arti lain dari keterangan para pendaki itu..hihihi). Lalu bagaimana kalau mau ke fujinomiya? Naik taxi. Gak ada alternatif lain. Untungnya punya no telpon bapak taxi tadi. Yak maree kita telpon. Tapi kita kan gak punya hp. Dan gak ada telpon umum di sini ternyata. Nah loh. Gimana dong? Akhirnya haris memberanikan diri minjam hp ke nihon jin, yang ternyata dengan baik hati mau meminjamkan ke kami dan membantu menjelaskan ke supir taxi. Alhamdulillah, bapak supir taxi tadi bersedia menjemput kami dan mengantar sampai fujinomiya route dengan ongkos sama. Another 20rb yen lagi. Tapi kan gak perlu menginap kedinginan di gotemba route. Pak supir taxi butuh waktu 1 jam sampai sana, jadi kami mengisi waktu dengan sholat, ngobrol-ngobrol dan poto-poto. 

Sempet terpikir juga sih gimana kalau bapak taxi gak dateng, sedangkan kita gak bisa nelpon mereka, karena para nihon jin dah mendaki semua. Ya sudah nanti kita nginep disini sampai pagi, terus pikirin lagi gimana nya besok pagi ya.. wuiih belum mulai kuliah udah keleleran di gunung. Jangan sampai masuk koran aja deh (emangnye kite selebritis masuk koran. GR dot com. Maksudnye kolom orang ilang sih hehehe). Setelah menunggu dan sempat khawatir, bapak-bapak taxi ternyata sampai.. Yippiee. Alhamdulillah. Syukurnya , orang jepang selalu bisa dipegang kata-katanya. (rasanya mau meluk mereka lagi deh, saking bahagianya saya..hihihi).

Meluncur ke fujinomiya dengan taxi. Saking capenya kami, saya pikir hampir dari kami tertidur dan bangun ketika sudah sampai fujinomiya, level 5. Ya untuk fujinomiya pendakian dimulai dari level 5, dan sampai puncak adalah level 10. Setelah mngucapkan terima kasih kepada supir taxi, dan membayar tentunya. Kami langsung menyiapkan diri, ke toilet, mendouble pakaian (baju , kaus kaki, sarung tangan di doubel kabeh). Sedang siap-siap, ternyata pavy muntah-muntah. Duh, pavy masuk angin, kayanya. Maklum, kami kelelahan dan belum makan dari sore , serta pakaian pavy ternyata sangat tipis tidak cukup menahan udara dingin saat itu. Saya dan para cewek membantu pavy membasuh badannya dengan minyak kayu putih yang syukurnya sempat saya masukan ke tas tadi pagi. Makan malam, minum susu hangat. Tapi itu masih belum cukup buat pavy. Saya minta tolong teman cowok untuk minjemin pavy jaket, supaya pavy lebih hangat. Rudi menyerahkan jaketnya. Trus loe pake apa rud? Tanya saya. Gw pake long john nih, dan bawa sarung. Hah?! Sarung? Kuat gitu? Ya loe liat orang tengger di bromo aja pada pake sarung, no problemo. Oooh, oke deh, kata saya sambil ngangguk takjub. Teman-teman lain juga nyerahin apa yang mereka punya untuk membuat pavy lebih hangat. Pavy merasa sudah baikan. Tapi saya tetap khawatir sehingga saya sarankan teman cowok aja yang naik dan kami para cewek menunggu disini. Tapi para cowok gak setuju karena menginap di level 5 juga dingin dan mereka ndakinya juga gak tenang karena harus meninggalkan para cewek disini. Naik aja, pelan-pelan, kalau cape kita istirahat. Masuk akal juga alasan mereka. Akhirnya setelah memastikan kalau pavy sudah baikan, kami pun mulai mendaki. Ternyata banyak orang yang juga mendaki malam itu. Perjalanan penuh dengan kerlap-kerlip lampu senter.

Melewati rute fujinomiya agak mendaki, namun track nya jelas, bahkan ada talinya, sehingga kami naik dengan berpegangan tali. Ada jalur naik dan jalur turunnya pula sehingga gak pake tabrakan. Kami sempat istirahat beberapa kali untuk mengumpulkan tenaga lagi. Ternyata jarak level 5 ke 6 cukup menanjak tapi tidak terlalu jauh. Sampai di level 6 kami sempatkan untuk istirahat dan melihat-lihat toko (yes, ada toko yang jual souvenis, alat ndaki, makanan dan ada vending machine hihihi dan ada toilet yang bersih. :D). di sana saya memutuskan membeli tongkat untuk mendaki karena payung saya sudah patah heheh. Tongkat ini nantinya bisa di cap di setiap level, bagus juga buat souvenir.

Setelah cukup istirahat, kami melanjutkan menuju level 7, waktu sudah menjelang pagi. Kami tetap menyesuaikan ritme kami, pelan dan pasti. Udara sudah semakin menipis. Kami lebih banyak istirahat sepanjang perjalanan, dan juga saling memberi semangat. Pelan tapi pasti kami sampailah di level 7. Yattaa. Dan sudah muncul semburat merah di langit. Matahari sudah akan terbit. Hehehe. Subhanallah, cantik sekali, kamipun tidak l/uput mengabadikan keindahannya dengan poto-poto narsis.

Setelah poto-poto, matahari mulai meninggi, udara pun mulai menghangat. Kami memutuskan untuk turun saja, karena sudah sangat lelah dan esok harina kami ada kursus nihongo. Alhamdulillah perjalanan turun lebih mudah dari naik. Sepanjang jalan kami berhenti untuk poto-poto, mengabadikan moment bahwa kami sudah pernah menjejakan kaki di Fuji san heheh. 

Sampai level 5, kami istirahat sebentar, dan mencari bis untuk pulang, alhamdulillah ternata ada bis langsung ke stasiun shinjuku. Yippiee!!  Senangnyaaa. Urus tiket, masuk bis dan eng ing eng.. tidurlah kami secepatnya ketika kami menaruh pantat di kursi bus.. sampai turun di shinjuku stasiun. (sepertinya kami tidur sangat lelap, karena saya hampir tidak ingat apa aja yang terjadi sepanjang jalan, dan tidak ada poto-potona juga)

As usual, the first experience alwas brings a lot of memories, even when it’s fail and for me this just only made me want to try again until it’s success. That I promised. To myself.

No comments: